JABARSATU.COM – Penyandang gelar Museum Rekor Indonesia (MURI) Dunia Penata Tari Jawa Termuda, Bathara Saverigadi Dewandoro, ikut ambil bagian pada gelaran “World Dance Day 2015” (Hari Tari Dunia 2015), yang akan berlangsung di kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (29/04/2015).
Acara ini melibatkan tak kurang dari 3.000 penari dari 138 grup kesenian, berasal dari berbagai daerah. “Kami ada 9 penari yang akan tampil mewakili Sanggar Swargaloka Jakarta,” kata Bathara kepada galamedianews.com, usai mementaskan The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka “Ketika Senja di Astina,” di Gedung Pewayangan Kautaman Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
World Dance Day 2015, kata Bathara, akan diisi kegiatan menari selama 24 jam, mulai dari 29 April 2015 pukul 06.00 WIB sampai dengan 30 April 2015 pukul 06.00 WIB. Acara ini akan diawali dengan arak-arakan yang dilakukan para seniman dan seniwati kemudian upacara pembukaan di halaman Rektorat Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
“Setelah selesai pembukaan, dilanjutkan berbagai aktraksi kesenian dari berbagai sanggar kesenian di pendapa ISI Surakarta. Kami sendiri akan tampil di Teater Kecil II ISI Surakarta,” ujar penyandang gelar Juara 1 Lomba Tari Kreasi Kelompok Nasional, yang diselenggarakan Universitas Indonesia dalam rangka 7th NFF National Folklore Festival 2013 ini.
Di “World Dance Day 2015” ini, Bathara akan menampilkan karyanya bertajuk ‘Deras’. Sebuah karya tari yang menggambarkan tentang kekuatan hujan. Selain rekayasa gerak bersifat estetik, ‘Deras’ mengandung pesan hujan sebagai anugerah.
“Hujan itu memiliki energi. Hujan itu anugerah Tuhan. Kami ingin seperti hujan. Menyejukkan bumi yang semakin panas. Membasahi tanah-tanah yang mengering. Menyediakan air bersih bagi pohon, dan untuk seisi alam,” ungkap Bathara, yang mengatakan, sebelum pentas di Solo karya ini akan dipentaskan di Watu Lumbung Bantul Yogyakarta, Selasa (28/04/2015), pukul 17.00 WIB.
Reputasi Bathara Saverigadi Dewandoro di ranah seni – khususnya seni tari – tak diragukan. Kemauannya mengeskplorasi dan melakukan berbagai eksperimen, menjadikan karya-karyanya menonjol. Gagasannya akan “gerak” dalam memotret persoalan cukup menarik. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, seniman muda kelahiran Bantul Yogyakarta, 7 Februari 1997 ini, pernah dipercaya Pemerintah Indonesia membawa misi kesenian ke India di tahun 2008.
Bathara telah menciptakan beberapa karya tari yang mengantarkannya mendapat sejumlah penghargaan. Diantaranya; Juara 1 Lomba Tari Kreasi Pesta Seni Pelajar Tingkat DKI Jakarta 2011 yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta, Juara 1 Lomba Tari Kreasi Se-Jabodetabek – Festival Selaras Pinang 2012, penghargaan Penata Tari Terbaik dari Himpunan Seni Budaya Bangsa Indonesia (HISBI) 2012, atas karyanya berjudul “Tekad,” dan Juara 1 Lomba Tari Kreasi Kelompok Nasional, yang diselenggarakan Universitas Indonesia dalam rangka 7th NFF National Folklore Festival 2013.(JBS/GM)