JABARSATU.COM – Jebolnya tanggul/bantaran Sungai Cikijing di Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung berdampak buruk pada persediaan air bawah tanah masyarakat setempat. Sehingga warga di Kampung Rancawaru RT 07/RW 05, Desa Sukamulya, Kecamatan Rancaekek, Kabuapten Bandung yang terkena dampak dari aliran limbah cair tersebut, sudah tidak bisa memanfaatkan air bawah tanah karena tercemar limbah cair industri tekstil.
“Warga di Kp. Rancawaru sudah tidak bisa memanfaatkan air bawah tanah, sehingga puluhan kepala keluarga yang terkena dampak pencemaran itu mengalami kesulitan air bersih,” keluh Ketua RT 07 Dadang Sukmana kepada galamedianews.com di Rancaekek, senin (20/4/2015).
Menurut Dadang, warga mengalami kesulitan air bersih itu sudah berlangsung lama atau setelah tanggul Sungai Cikijing jebol pada satu tahun silam. “Warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih, akhirnya membeli air bersih dari isi ulang,” katanya.
Dadang berharap, ada perhatian dari sejumlah pihak atau para pengusaha untuk pengadaan air bersih kepada warga yang terdampak pencemaran limbah industri tersebut.
“Selama ini, para pengusaha yang membuang limbah cair ke Sungai Cikijing belum ada perhatian secara maksimal. Meski sebelumnya ada bantuan tempat penampungan air bersih,” katanya.
Tetapi yang dibutuhkan warga itu, kata dia, suplai kebutuhan air bersih untuk masyarakat. Karena saat ini, kebutuhan air bersih warga setempat sudah terganggu.
“Warga yang memanfaatkan air sumur yang tercemar limbah cair itu merasakan gatal-gatal. Sehingga tidak bisa digunakan untuk mandi dan kebutuhan lainnya,” aku Dadang.
Diperparah lagi, katanya, disaat terjadi banjir dari aliran Sungai Cikijing itu, air sumur tercium bau dan warnanya pun jadi hitam. “Bahkan disaat tidak banjir juga, warga mengeluhkan air sumur yang tercium bau,” katanya.
