JABARSATU.COM – Ketua KONI Pusat, Tono Suratman mengatakan pihaknya siap mempertemukan Menpora dan PSSI untuk diadakan mediasi terkait dengan pembekuan PSSI yang dilakukan Kemenpora.
“Saya sudah menerima laporan tersebut dan saya bersama pengurus akan menyampaikan ini kepada pemerintah, yaitu Menpora untuk mencari solusi secepatnya karena persoalan ini sebenarnya bisa diselesaikan, hanya masalah komunikasi dan koordinasi saja,” kata Tono di kantor KONI Pusat, Jakarta, Senin.
Hal tersebut, ia sampaikan setelah menerima perwakilan PSSI yang terdiri dari Ketua Umum La Nyalla Mattalitti serta dua anggota Komite Eksekutif Djamal Aziz dan Tony Aprilani.
Dalam pertemuan tersebut, kata Tono, Ketua Umum PSSI La Nyalla melaporkan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 2015 yang baru saja selesai.
“Dalam laporannya, mereka menyatakan berjalan dengan baik dan lancar dengan terpilihnya La Nyalla sebagai Ketua Umum,” katanya.
Selain itu, kata Tono, beliau juga melaporkan tentang surat pembekuan yang diterima oleh PSSI setelah kongres tersebut.
“PSSI mengharapkan saya sebagai ketua umum dapat memberikan masukan kepada pemerintah karena PSSI adalah anggota KONI sehingga kami yang berkewajiban untuk menyampaikan hal ini,” katanya.
Sebelumnya, perwakilan PSSI hasil KLB 2015 di Surabaya yang terdiri dari Ketua Umum La Nyalla Mattalitti beserta dua anggota Komite Eksekutif, Djamal Aziz dan Tony Aprilani gagal bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi saat menyambangi kantor Kemenpora.
“Memang niatan kami akan berbincang dengan Menpora tetapi ditengah jalan, kami mendapatkan SMS katanya beliau berada di Palembang untuk pembukaan Piala Presiden. Untuk itu, karena niat kami ingin beremu Menpora akhirnya kita tetap ke sini,” kata La Nyalla.
Ia mengatakan niatnya untuk bertemu dengan Menpora untuk mendengar penjelasan langsung terkait pembekuan PSSI.
“Kami sudah melihat surat pembekuan tersebut mulai dari Surat Peringatan atau SP-1, SP-2, dan SP-3 tetapi yang jelas kami ingin mendapatkan penjelasan secara langsung dari Menpora kejadian kronologis dari Surat Peringatan tersebut,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga ingin mendengarkan penjelasan terkait pembentukan tim transisi yang dilakukan Kemenpora. (JBS/M)