Home JabarKini Kisah Jeihan Sukmantoro (bagian 4): Kenapa Jeihan Jadi Kaya?

Kisah Jeihan Sukmantoro (bagian 4): Kenapa Jeihan Jadi Kaya?

2130
0

Pada Kisah Jeihan Sukmantoro (bagian 3), disebutkan, Jeihan mengawali sukses menjadi pelukis besar dan kaya raya ketika pameran bersama S. Soedjojono yang digelar pada 4-11 Agustus 1985 di Istana Ballroom, Hotel Sari Pacific Jakarta. Walaupun sebelumnya Jeihan sudah sering pameran dimana-mana.

                                                                                                                    ***jeihannn

Oleh : Matdon

Pertanyaannya, Apa yang Membuat Jeihan Kaya raya?. Ini jawabannya. Jeihan merupakan pribadi yang konsisten dan disiplin, matang manakala menyatukan imaji-imaji, symbol-simbol dan filosofi budaya timur dan yang perlu dicatat, ia “gila” dan pandai mengelola kegilaannya.

Jeihan yakin kekayaan itu akan datang dengan sendirinya, ada upaya secara sungguh-sungguh dalam bidangnya yang dikuasai. Jeihan tidak pernah mengeluh ketika hidup miskin, dan ketika kaya Jeihan meyakini benar kalau ia kikir, Allah SWT akan mengambil harta-benda itu dengan amat mudahnya.

Selama miskin, memang Jeihan tidak bergantung pada belas-kasih orang lain.”Berserah diri saja pada Tuhan,” katanya. “Sekarang saya kaya raya, rumah banyak, mobil juga, tapi rumah masa depan saya ada disini,” tambah Jeihan, mengajak penulis ke belakang studionya di jalan Padasuka Bandung, lalu ia menunjukan “rumah” masa depannya itu, yakni sebuah kuburan dan batu nisan yang sudah disiapkannya.

Studio Jeihan adalah tempat berkarya dan museum pribadinya, luasnya 2 hektar, dibangun tanggal 26 September 1998. Selain terpampang lukisan-lukisan karyanya di tiga lantai studio itu, juga terdapat iberbagai koleksi benda antik dan barang-barang kesayangan Jeihan: gamelan, wayang, patung, sepatu waktu miskin, sekotak besar obat-obatan dan lain-lain.

Jeihan sudah mendapatkan segalanya, rumah, tanah, mobil, harta kekayaan yang melimpah, tapi ia merasa harta kekayaan yang paling luar biasa adalah keluarga:istri dan anak-anaknya. Semua yang ia peroleh untuk anak-anaknya.

Dalam benak penulis masih terngiang kalimat, ”Rumah saya yang sebenarnya adalah kuburan”…..

***

Kisah selanjutnya, tentang kehidupan Jeihan sebagai Penyair. Ikuti terus…

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.