JABARSATU.COM – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, merasa perihatin dengan maraknya nikah siri online yang terjadi saat ini.
Ketua P2TP2A Jabar, Netty Prasetyani mengatakan, dirinya merasa prihatin denan maraknya nikah siri online. Menurutnya praktik nikah siri online adalah sebuah pembodohan bagi kaum perempuan.
“Ini tidak bisa dipertanggung jawabkan. Boro-boro online, nikah siri saja sudah enggak benar. Apalagi online ini tidak bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Netty, Senin (16/3).
Dipaparkannya, nikah siri online hanya akal akalan saja, karena yang menjadi korban nikah siri online adalah kaum perempuan dan anak. Nikah siri tanpa online saja tak ada bukti, apalagi nikah siri online.
“Mana buktinya, sulit dong kita untuk mengklaim, kalau salah satu pasangan melakukan kekerasan,” katanya.
Begitu juga pada saat pasangan yang melakukan nikah siri atau nikah siri online memiliki anak atau keturunan, maka status anak tersebut pun tidak jelas. Padahal, dalam konteks pembangunan peradaban yang namanya anak-anak yang terlahir dari pernikahan itu harus mendapatkan perlindungan dari berbagai undang-undang.
“Kasihan dong, kalau seorang anak tidak mendapat status yang jelas,” katanya.
Oleh karena itulah, lanjut Netty, nikah siri online merupakan gambaran dari penistaan dan pembodohan terhadap kaum perempuan dan anak. Dalam hal itu pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa ikut berperan serta untuk mencegah terjadinya praktik nikah siri online di lingkungannya dengan cara melaporkan kepada pihak yang berwenang.
“Disini masyarakat harus berperan aktif mencegahnya. Karena saya yakin pemerintah juga tidak dapat bekerja sendiri. Bagaimana pun kita harus terus mengutamakan perlindungan perempuan dan anak yang hari ini sering kali termarjinalkan di ruang masyarakat dan kultural,” katanya.(JBS/GM/MD)
