Berhentilah sejenak dari hiruk pikuk kegiatan kerja yang banyak memakan energi, bahkan mungkin stress. Bersiaplah menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan yang maha dasyat itu. Ke Gunung?, ya kita berangkat ke Gunung Cikuray, Gunung yang dikenal dengan Samudera awan. Karena disana kita berada di atas gumpalan awan yang luar biasa indah.
Letaknya di Kabupaten Garut Jawa Barat berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.
Gunung Cikuray mempunyai ketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi keempat di Jawa Barat setelah Gunung Gede. Berada di perbatasan kecamatan Bayongbong, Cikajang, dan Dayeuh Manggung.
Alam Kabupaten Garut memang terdiri dari dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, disana ada gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti Gunung Guntur. Haruman, Kamojang di sebelah barat, Papandayan, Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan Gunung Talagabodas serta Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 Km.
Menempuh Gunung Cikuray kalau naik kendaraan umum dari Bandung atau dari kota mana saja bisa ke terminal Guntur. Lalu naik angkutan kota menuju jalur pendakian, yakni Cikajang, Bayongbong atau Dayeuh Manggung. Ketiga jalur tersebut menawarkan karakteristik medan masing-masing. Jalur Bayongbong misalnya, itu jalur yang paling terjal, tetapi lebih cepat sampai tujuan. Sedangkan dua jalur lain lebih lama.
Tapi umumnya para pendaki mengawali perjalanannya melalui desa Dayeuh Manggung kecamatan Cilawu, Garut. Dibanding dengan jalur Bayongbong atau Cikajang, jalur ini relatif lebih mudah untuk didaki menuju puncak.
Uniknya, sepanjang perjalan berat itu, berdasarkan kepercayaan orang-orang disana kita tidak boleh bertanya “ini jalan apa ya?”, atau kita kita boleh bicara sompral (bicara seenaknya, bercanda, atau bicara jorok). Jika tidak menuruti “adat istiadat” itu maka dikhawatirkan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Perjalanan sebenarnya dimulai dari Stasiun Pemancar TV swasta dan TVRI. Dan untuk mencapai puncak Cikuray terdapat 6 pos yang harus dilalui dengan jalur pendakian yang cukup terjal. Dimana sepanjang pendkian kita tak menemui jalan landai. Perjalan yang menyiksa bagi pendaki pemula. Tapi akan ketagihan untuk pendakian selanjutnya.
Ingat selama pendakian kita tidak akan menemui sumber air, maka perbekalan air harus disiapkan. Setelah melewati pemukiman penduduk,kita melewati perkebunan teh yang indah dan perjalanan makin asyik. Selama kurang lebih 6 atau 7 jam barulah kita sampai di puncak gunung Cikuray.
Dan, sesampai disana, bohong kalau kita tidak merasa takjub akan keindahan awan. Bila menghayati lebih dalam, maka air mata lah jawabannya. Rasa lelah yang panjang langsung dibayar tunai dengan pemandangan samudera awan yang terbentang seperti tak berujung.
Bila ingin lebih lama menikmati dan menyukuri nikmat Tuhan kita bisa camping disana, udara dingin yang segar akan menyegarkan pikiran kita. Bangun pagi, di hamparan awan itu kita bisa melihat matahari yang lembut, suara burung yang indah dan embun pagi yang hangat. Apalagi Kalau sedang musim bunga Edelwish