JABARSATU.COM – Program revitalisasi taman di Kota Bandung belum mengakomodasi tuntutan aksesibilitas bagi warga penyandang disabilitas. Hingga hari ini belum ada satu pun taman yang ramah terhadap kaum difabel.
Revitalisasi taman termasuk salah satu program paling menonjol pemkot Bandung selama setahun terakhir. Berbagai taman tematik dengan nama yang baru dibangun di atas taman-taman lama. Sebut saja Taman Musik, Taman Fotografi, Taman Hewan Piaraan, atau yang saat ini sedang dibangun Taman Superhero.
Terjadi perubahan tampilan dan fasilitas yang mendukung tema di tiap-tiap taman yang direvitalisasi. Namun tidak ditemui satu pun fasilitas yang mendukung aksesibilitas bagi warga penyandang disabilitas. Contoh paling sederhana, tidak ada ram di pintu masuk taman yang dibutuhkan warga berkursi roda.
“Revitalisasi taman masih sebatas pemberian tema baru saja. Lebih meriah, mungkin. Namun apa ada perubahan mendasar perihal akses warga ke taman? Sama sekali tidak ada,” kata Ajo Akasia, pegiat Sekolah Taman, komunitas yang aktif menggelar dan mempromosikan kegiatan belajar bersama di taman-taman kota.
Menurut Ajo, revitalisasi yang tidak menyasar peningkatan aksesibilitas taman bagi seluruh warga merupakan pemborosan. “Taman itu kan ruang publik yang harus bisa diakses semua warga negara. Kalau teman-teman difabel tetap tidak bisa mengakses, ya buat apa revitalisasi,” ucapnya.
Ajo berpendapat, yang terpenting dari sebuah taman adalah akses luas bagi warga untuk menyalurkan ekspresi mereka di ruang publik tersebut. Maka idealnya reviltalisasi taman dibarengi juga dengan penguatan kegiatan komunitas-komunitas yang hidup di tengah warga.
Kepala Dinas Pertamanan dan Permakaman Kota Bandung Arief Prasetya mengakui hingga hari ini belum ada satu pun taman di Kota Bandung yang ramah terhadap warga penyandang disabilitas. Ia menolak pemkot disebut lupa memikirkan hal ini dalam setiap proyek dan tender.
“Bukan lupa atau luput. Kondisi ini terjadi akibat perencanaan taman-taman yang sekarang dilakukan pada 2013 lalu. Kalau yang tahun 2015 ini, rencananya kita tambahkan fasilitas seperti ram di tiap taman. Itu sudah kita rancang tahun lalu,” kata Arief.
Dijelaskan Arief, terdapat angaran Rp 200 juta dalam APBD 2015 untuk penataan taman. Sebagian dari dana tersebut, ia memastikan, bakal digunakan untuk memperbaiki aksesibilitas taman bagi warga penyandang disabilitas. “Beberapa taman yang akan segera kita perbaiki adalah Alun-alun dan Taman Lansia,” ujarnya.
Sorotan terhadap tidak ramahnya fasilitas-fasilitas umum di Kota Bandung tidak hanya ditujukan bagi revitalisasi taman. Pekan lalu mencuat pemberitaan tentang petisi yang mengkritik pembangunan halte TMB baru yang juga tidak ramah terhadap kaum difabel.
Setelah akhir tahun lalu revitalisasi Taman Alun-alun tuntas dan diresmikan langsung Wali Kota Bandung, di awal tahun ini pemkot Bandung kembali mengerjakan revitalisasi taman. Sebuah taman tematik dengan konsep Superhero dibuat di Jalan Anggrek.
Mengubah tampilan taman sebelumnya di lahan seluas sekitar 600 meter persegi, Taman Superhero menampilkan beberapa sosok superhero lokal dan impor. Salah satu ikon di taman ini adalah patung Gatotkaca. Namun, seperti juga taman-taman lainnya, taman ini belum ramah terhadap kaum difabel. (jbs/pr/md)