JABARSATU.COM – Kematian Sisca Yofie masih menyimpan misteri, apakah dibunuh Wawan atau dirampok Wawan. Di tingkat kasasi, Wawan dihukum mati karena perampokan, bukan pembunuhan. Bisakah Wawan lolos dari hukuman mati?
Hingga proses berakhir, dugaan pembunuhan berencana tidak terbukti sebagaimana dirumuskan dalam pasal 340 KUHP. Karena tidak ada bukti pembunuhan, maka majelis hakim menggunakan pasal 365 ayat 4 tentang Perampokan.
Pasal 365 ayat 4 KUHP yang berbunyi:
“Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam nomor 1 dan nomor 3”
“Bisa jadi pengakuan Wawan bisa menjadi novum untuk meloloskannya dari hukuman mati, apakah dia benar-benar disuruh untuk melakukan pembunuhan itu,” kata ahli hukum pidana Dr Mudzakir seperti dilansir detikcom, Senin (17/11/2014).
Namun untuk membuktikan hal itu bukan hal mudah. Sebab jika Wawan mengaku disuruh membunuh, maka otak pelakunya harus diadili terlebih dahulu guna membuktikan apakah benar kicauan Wawan benar adanya.
“Kalau Wawan mengaku saya disuruh, kan ada otaknya. Otaknya harus dipidana dulu,” ujar Mudzakir.
Jika kicauan tersebut benar, maka otak pelaku bisa dihukum mati karena otak pelaku itu yang menggerakan Wawan. Namun bagaimana dengan nasib Wawan sendiri, apakah serta merta lolos dari hukuman mati?
“Harus dilihat dulu seberapa besar hubungan Wawan dengan aktor intelektualnya. Jika ada unsur atasan-bawahan atau atas tekanan, Wawan bisa lolos dari hukuman mati dan bisa turun menjadi hukuman seumur hidup. Tergantung dari hubungan kausalitas itu. Tapi jika ada motif uang sehingga menjadi unsur pembunuh bayaran, maka kedua-duanya bisa dipidana mati juga,” cetus Mudzakir.(dtc/md)
