Home JabarKini Film “Soekarno” dan “Sang Kiai” Bersaing di Festival Film Bandung (FFB)

Film “Soekarno” dan “Sang Kiai” Bersaing di Festival Film Bandung (FFB)

1573
0

filmm.JABARSATU.COM – Film layar lebar JABARSATU.COM – Film layar lebar “Soekarno” dan “Sang Kiai” bersama tiga lainnya dipastikan bersaing untuk meraih predikat film terpuji versi Festival Film Bandung (FFB) yang pemenangnya dijadwalkan diumumkan di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar, 13 September.
Selain kedua film itu, tiga judul film lain masuk unggulan terpuji FFB ke-27 yakni “Tenggelamnya Kapal van Der Wijk”, “Adriana”. dan “Sokola Rimba”.
“Kelimanya masuk nominasi film terpuji di FFB berdasarkan hasil penilaian tim juri, rencananya puncak penganugerahan film terpuji akan digelar di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar, 13 September 2014,” kata Ketua FFB 2014 Eddy D Iskandar di Bandung, Rabu (13/8/2014
Sedangkan untuk kategori pemeran utama putra, bersaing antara Ikranagara (Sang Kiai), Joe Taslim (La Tahjan), Ario Bayu (Soekarno), Herjunot Ali (Tenggelamnya Kapal van Der Wijk) dan Alex Komang (Sebelum Pagi Terulang Kembali).
Sementara itu nominee pemeran utama wanita terpuji Atiqah Hasiholan (La Tahzan), Adinia Wirasti (Laura dan Marsha), Prisia Nasution (Sokola Rimba), Pevita Pearce (Tenggelamnya Kapal van Der Wijk), Eriska Rein (Bajaj Bajuri The Movie).
“Menariknya ‘nominee’ pada kategori film ini ada dua yang berkisah tentang tokoh besar, serta ada juga mengangkat sebuah novel klasik,” kata Eddy.
Ia menyebutkan, pengamatan sejak 1 Mei 2013 hingga 31 Juli 2014 dengan fokus di bioskop-bioskop Kota Bandung yang merupakan salah satu kota tolok ukur peredaran film nasional maupun impor.
Hasil pengamatan, tim penilai mendapatkan 123 judul film nasional dan 160 film impor. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan pada FFB 2013 yang hanya 123 ujul dan 160 judul film impor.
“Nominasinya yakni 11 untuk film nasional, tiga untuk sinotrol serial dan lima untuk film TV,” kata Eddy.
Penyelenggaraan FFB 2014 merupakan yang ke-27 sejak didirikan pada tahun 1987. Menurut Edddy, FFB mencatat prestasi sendiri karena setiap tahubn tidak pernah absen.
“Ini juga menjadi tantangan agar sebagai suatu festival yang mapan dapat memberikan kontribusi penilaian dari berbagai fihak karena FFB tidak bisa mengukur diri sendiri,” katanya.
Sementara itu Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar mengapresiasi konsistensi FFB dalam mengawal perfilman di Tanah Air.
“Kami apresiasi, meski FFB bukan yang paling dahulu namun konsistensinya menggelar setiap tahun patut diapresiasi, FFI sendiri sempat absen dua kali,” kata Deddy Mizwar.
Pada kesempatan itu, Deddy juga meyampaikan rencana ke depan untuk menggelar festival film pendek yang akan diproduksi oleh pemerintah kabupaten/kota di Jabar.
“Segera digelar festival film pendek, diharapkan memberikan gairah bagi perfilman di Indonesia khususnya bagi Jawa Barat,” kata Deddy. (JBS/ANT/MD)bersama tiga lainnya dipastikan bersaing untuk meraih predikat film terpuji versi Festival Film Bandung (FFB) yang pemenangnya dijadwalkan diumumkan di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar, 13 September.
Selain kedua film itu, tiga judul film lain masuk unggulan terpuji FFB ke-27 yakni “Tenggelamnya Kapal van Der Wijk”, “Adriana”. dan “Sokola Rimba”.
“Kelimanya masuk nominasi film terpuji di FFB berdasarkan hasil penilaian tim juri, rencananya puncak penganugerahan film terpuji akan digelar di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar, 13 September 2014,” kata Ketua FFB 2014 Eddy D Iskandar di Bandung, Rabu (13/8/2014
Sedangkan untuk kategori pemeran utama putra, bersaing antara Ikranagara (Sang Kiai), Joe Taslim (La Tahjan), Ario Bayu (Soekarno), Herjunot Ali (Tenggelamnya Kapal van Der Wijk) dan Alex Komang (Sebelum Pagi Terulang Kembali).
Sementara itu nominee pemeran utama wanita terpuji Atiqah Hasiholan (La Tahzan), Adinia Wirasti (Laura dan Marsha), Prisia Nasution (Sokola Rimba), Pevita Pearce (Tenggelamnya Kapal van Der Wijk), Eriska Rein (Bajaj Bajuri The Movie).
“Menariknya ‘nominee’ pada kategori film ini ada dua yang berkisah tentang tokoh besar, serta ada juga mengangkat sebuah novel klasik,” kata Eddy.
Ia menyebutkan, pengamatan sejak 1 Mei 2013 hingga 31 Juli 2014 dengan fokus di bioskop-bioskop Kota Bandung yang merupakan salah satu kota tolok ukur peredaran film nasional maupun impor.
Hasil pengamatan, tim penilai mendapatkan 123 judul film nasional dan 160 film impor. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan pada FFB 2013 yang hanya 123 ujul dan 160 judul film impor.
“Nominasinya yakni 11 untuk film nasional, tiga untuk sinotrol serial dan lima untuk film TV,” kata Eddy.
Penyelenggaraan FFB 2014 merupakan yang ke-27 sejak didirikan pada tahun 1987. Menurut Edddy, FFB mencatat prestasi sendiri karena setiap tahubn tidak pernah absen.
“Ini juga menjadi tantangan agar sebagai suatu festival yang mapan dapat memberikan kontribusi penilaian dari berbagai fihak karena FFB tidak bisa mengukur diri sendiri,” katanya.
Sementara itu Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar mengapresiasi konsistensi FFB dalam mengawal perfilman di Tanah Air.
“Kami apresiasi, meski FFB bukan yang paling dahulu namun konsistensinya menggelar setiap tahun patut diapresiasi, FFI sendiri sempat absen dua kali,” kata Deddy Mizwar.
Pada kesempatan itu, Deddy juga meyampaikan rencana ke depan untuk menggelar festival film pendek yang akan diproduksi oleh pemerintah kabupaten/kota di Jabar.
“Segera digelar festival film pendek, diharapkan memberikan gairah bagi perfilman di Indonesia khususnya bagi Jawa Barat,” kata Deddy. (JBS/ANT/MD)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.