JABARSATU.COM – Mantan Wakil Ketua Tim Kesatuan Relawan TKI BMMB Saudi Arabia, Sharief Rachmat, meniali Capres Prabowo Subinto tidak memiliki visi yang jelas penyelesaian TKI.
Pada Debat Capres tadi malam, Minggu (22/6/14),sejak awal pembukaan penyampaian visi misi, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan salah satu prioritas utama Politik Internasional yaitu perlindungan WNI atau TKI di luar negeri.
Tak sampai disitu saja, Jokowi memberikan tahap solusi dalam perlindungan WNI atau TKI di luar negeri, sekaligus Joko Widodo menegaskan akan mempertahankan dan melakukan moratorium TKI terhadap negara – negara yang tidak memiliki UU perlindungan Tenaga Kerja.
Beda halnya dengan capres nomor urut 1, Prabowo Subianto menanggapi masalah WNI atau TKI di luar negeri saat moderator debat memberikan pertanyaan. Disamping itu, dalam pemaparannya Prabowo Subianto tidak memberikan penjelasan visi misi WNI atau TKI di luar negeri, melainkan mendukung dan sependapat solusi yang disampaikan Ir. H. Joko Widodo.
Prabowo Subianto dalam bagian WNI atau TKI di luar negeri, lebih banyak menceritakan kasus salah satu TKI di Malaysia yang saat ditanganinya. Sharief Rachmat, menyayangkan Calon Presiden nomor urut satu Prabowo Subianto tidak memaparkan solusi penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri yang jelas.
“Beliau lebih banyak menceritakan pengalaman soal kasus Wilfrida TKI di Malaysia yang terancam hukuman mati,” ujarnya. Kasus Wilfrida TKI di Malaysia harus dijelaskan agar tidak adanya klaim sepihak. Kasus Wilfrida terjadi 2010, dan pihak awal yang menginvestigasi adalah LSM Migrant Care.
Dan selanjutnya Pemerintah RI khususnya kementerian terkait memberikan pendampingan pengacara kepada Wilfrida. Dalam persidangan, para aktivis Buruh seperti LSM Migrant Care dan beberapa anggota DPR RI turut terlibat mendampingi persidengan Wilfrida.
Dan menjelang Pemilu Legislatif, pada Oktober 2013 Pak Prabowo Subianto memberikan bantuan pengacara tambahan untuk membantu Wilfrida.
Tetapi pengacara yang diberikan tersebut tidak berbuat banyak, karena peraturan Negara setempat pengacara yang dapat mendampingi adalah pengacara yang disediakan Pemerintah,” jelas Sharief yang juga Pendiri Posko Perjuangan TKI.
Begitu juga soal Satinah, TKI yang terancam hukuman pancung di Saudi Arabia. Prabowo Subianto tidak memberikan bantuan atau komentar.
Sedangkan Pak Jokowi memberikan bantuan sumbangan dana pembayaran diyat, secara formalitas beliau berikan 10 ribu rupiah, tetapi selain 10 ribu rupiah tersebut, beliau memberikan tambahan sumbangan dibungkus dalam amplop yang jumlahnya tidak diketahui.
“Dan Alhamdulillah Satinah selamat, tetapi Pak Jokowi tidak mau mengklaim bahwa hal tersebut berkat beliau. Karena Pak Joko Widodo mengetahui, keselamatan Satinah terbebas dari hukuman pancung berkat usaha dan kerjasama semua pihak, baik pemerintah, aktivis, dan masyarakat,” sambungnya.
Sharief yang juga Ketua Tim Kampanye Saudi Arabia Joko Widodo dan Jusuf Kalla, mengapresiasi visi misi Jokowi-JK dalam penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.
Pemaparannya sangat jelas dan sesuai kondisi di lapangan, dan itu menunjukkan bahwa Pak Jokowi menguasai permasalah yang dihadapi TKI. Karena acara debat tersebut waktunya terbatas, tentu Pak Joko Widodo tidak dapat menjelaskan secara mendalam, melainkan secara umum dan poin utama.
“Untuk visi misi detailnya sudah kami terima, dan dalam waktu dekat akan kita sosialisasikan kepada kawan – kawan TKI,” tutupnya. (JBS/TJ/MD)