JABARSATU.COM – Tak tahu males terima wartwan karena akan bertanya soal Gunung Ceremaiorang nomor satu di Gedung Sate dan Jabar pada Kamis sore (12/6) Gubernur H Ahmad Heryawan (Aher) emoh menerima Dua Wartawan Jakarta dan Asisten Pribadinya malah berbDiusir Ajudan Aher karena alasaohon alasannya Aher ada tamu.
Apanya yang tidak kondisif?
Inilah kronologinya: Paska acara Calon Purna .Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Angkatan XXI tahun 2014 yang dilepas secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, di Halaman Gedung Sate, Kamis (12/6). Dua wartawan dari sebuah majalah Nasional datang ke Gedung Sate, dengan harapan bisa wawancara dengan Gubernur Jawa Barat. Kedatangannya bukan tanpa sebab karena sedang akan menulis laporan tentang potensi Energi di Jawa Barat. Menurut kedua wartawan senior itu memang bukan tanpa bekal, mereka sudah kirim email permohonan wawancara ke HUMAS yaitu lewat birohpu@jabarprov.go.id karena tidak dapat respon keduanya meluncur ke Bandung. Kebetulan keduanya juga sudah cek ke Humas, namun ka bag Humas tidak ada diruangan. Namun salah satu petugas Humas menyarakan langsung saja ke Sepri Gubernur agar bisa wawncara, karena Pak Gub ada. “Langsung saja ke Seprinya,” ujar petugas Humas itu.
Diakui Kedua Wartawan itu kepada JabarSatu.com bahwa jika keduanya akhirnya berhasil ketemu Sepri di diuruh menunggu. tapi menunggu bukan hanya 5 menit, kamu menunggu 4 jam. “Luar biasa menunggu 4 jam, alasannya Pak Aher ada tamu, padahal tidak ada Tamu di ruang kerja Gubernur itu,” ujar salah satu jurnalis senior ini.
Dalam beberapa menit akhir nampaknya kepala bagian Humas yang tadi tidak ada, lalu muncul didepan pintu ruang kerja Gubernur, lalu Kabag Humas Budi Hermawan itu bertanya ada apa dan darimana? “Kami jawab dan sampaikan maksud kami bahwa akan wawancara Pak Aher,” jelasnya.
Namun entah bagiamana, ada dua Ajudan berpakai sipil dan mengunakan PIN Gegana Polda Jabar, memaksa kami agar pergi secara bahwa halusnya, saat ini mereka memang belum kasar. kami sempat heran kenapa mereka menyuruh kami pergi dan lain waktu saja datang lagi, ujar dua jurnalis senior ini menjelaskan.
“Kami akan pergi jika pak Aher sudah nolak kami tak akan diwawancarai,”ujarnya.
Tak lama Kabag Humas Budi datang dan katanya bisa nunggu pak Aher akan keluar. Wawancaranya Door Stop saja,”ujar Budi kabag Humas itu seperti ditirukan dua jurnalis Jakarta itu.
Memang ahirnya Aher muncul di pintu dengan kemeja putih kerah ada line titik hitam, Aher menyapa, awalnya ramah, namun saat kami tanya ke pokok masalah karena awalnya kami ingin tanya potensi Energi di Jabar yang mana kami sudah nunggu 4 jam kami hanya diberi waktu door stop saja. Aher kaget mungkin, karena pertanyaan langsung disampaikan bagaimana soal penjualan Gunung Ceremai ke Chevron? (Baca; https://www.jabarsatu.com/ditanya-kasus-gunung-ceremai-dua-wartawan-jakarta-diusir-ajudan-aher/)
Rupanya Guberbur yang Ustad ini memang enggan atau malas terima tamu yang sudah nunggu 4 jam harusnya Aher menjelaskan secara runut bukan males menerima tamunya bukannya di islam jelasada adabnya:
Adab Menerima Tamu dalam Islam
a. Kewajiban Menerima Tamu
Sebagai agama yang sempurna, Islam juga memberi tuntunan bagi umatnya dalam menerima tamu. Demikian pentingnya masalah ini (menerima tamu) sehingga Rasulullah SAW menjadikannya sebagai ukuran kesempurnaan iman. Artinya, salah satu tolak ukur kesempurnaan iman seseorang ialah sikap dalam menerima tamu. Sabda Rasulullah SAW:
مَنْ كَاَنَ يُؤْمِنُ بِا اللهِ وَالْيَوْمِ الاَخِرِ فَالْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ (رواه البخارى)
Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.”(HR Bukhari)
b. Contoh Menerima Tamu
1. Berpakaian yang pantas
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan pakaian yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang berpakain rapi, bersih dan sopan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “ Makan dan Minumlah kamu, bersedekah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat senang melihat bekas nikmatnya pada hambanya.” (HR Baihaqi)
2. Menerima tamu dengan sikap yang baik
Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik, misalnya dengann wajah yang cerah, muka senyum dan sebagainya. Sekali-kali jangan acuh, apalagi memalingkan muka dan tidak mau memandangnya secara wajar. Memalingkan muka atau tidak melihat kepada tamu berarti suatu sikap sombong yang harus dijauhi sejauh-jauhnya.
3. Menjamu tamu sesuai kemampuan
Termasuk salah satu cara menghormati tamu ialah memberi jamuan kepadanya.
4. Tidak perlu mengada-adakan
Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas kemampuan tuan rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang mampu hendaknya menyediakan jamuan yang pantas, sedangkan bagi yang kurang mampu hendaknya menyesuaikan kesanggupannya. Jika hanya mampu memberi air putih maka air putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah.
5. Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari, termasuk hari istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah baginya. Sabda Rasulullah SAW:
اَلضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ اَيَّامٍ فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذَالِكَ فَهُوَ صَدَقَةُ عَلَيْهِ (متفق عليه)
Artinya: “ Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun selebihnya adalah merupakan sedekah baginya.” (HR Muttafaqu Alaihi)
6. Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang
Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.
c. Hikmah dan Tujuan Menerima Tamu
Hikmah dan Tujuan Bertamu yaitu mempererat tali silaturrahim dan semangat kebersamaaan antar sesama manusia.
Nah gimana pak Ustad yang Gubernur. (JBS/TOM/BG)