Home JabarKini Aneh dan Kurang Cerdas…Disparbud Jabar Asal Tunjuk Peserta Festival

Aneh dan Kurang Cerdas…Disparbud Jabar Asal Tunjuk Peserta Festival

1774
0
Longser Bandoengmooi-foto Agus Bebeng
Longser Bandoengmooi-foto Agus Bebeng

JABARSATU.COM – Propinsi Jawa Barat terbilang propinsi di Indonesia yang kaya akan khasanah teater tradisional. Dibeberapa Kabupaten/Kota memiliki teater tradisional dengan sebutan yang berbeda-beda.

Di Kabupaten/Kota Cirebon dan Kabupaten Indramaya memliki sebutan Masres dan Sandiwara Tarling, di kawasan Bandung Raya memiliki Sebutan Longser, di Kabupaten Bogor memiliki Sebutan Jigprak, di Kabupaten Sukabumi memiliki sebutan Gekbreng dan Uyeg, di Kota Depok memiliki Sebutan Topeng Cisalak, di Bekasi memiliki sebutan Topeng Tambun dan Topeng Kaleng, di Karawang memiliki sebutan Topeng Banjet.
Menengok kebelakang dalam buku yang disusun Prof. Jakob Soemarjo,  Sejarah Perkembangan Teater Indonesia ada beberapa yang tidak saya sebutkan. Tampaknya perhatian pemerintah Propinsi Jawa Barat dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) terhadap teater tradisional yang disebut di atas terbilang sangat kurang dibandingkan pada jenes kesenian tratisional lainnya.
Sebagai catatan, dalam kurun waktu 15 tahun kebelakang tampak minim sekali kegitan sejinis festival teater tradisional dilakukan oleh Disparbud Jabar, kecuali periode Kadis Memed Hamdan, SH., MSc (2000-2005) satu kali didukung pada Festival Teater Rakyat Jawa Barat yang dilakukan oleh Lingkung Seni  Mahasiswa STSI Bandung dan Pasanggiri Tari, Musik dan Teater 2014 diselenggarakan sendiri.
Adapun kegitan festival Longser se Jabar dan Banten yang sudah kali keempat dilakukan Teater Toenil Bandung (tahun 2007 s/d 2013), setiap penulis tanyakan pada panitianya, mereka menyebutkan sakalipun tidak pernah mendapat dukungan secara finansial dari Disparbud Jabar walau setiap penyelenggaraan mereka senantiasa mengajukan proposal.
Pada tahun 2014  ini Derektotar Pembinaan Kesenian dan Perfilman Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI menyelenggarakan kembali Festival Nasional Tari, Musik dan Teater, lebih tepatnya tahun ini Festival Nasional Tari Kreasisi Baru Remaja,
Festival Nasional Musik Tradisional Anak-Anak, dan Festival Nasional Teater Tradisional. Festival tari dan musik sudah dilakukan pada bulan Mei 2014, sedangkan festival teater akan dilaksanakan pada  14-16 Juni 2014 yang akan datang dan sebanyak 34 Propisi di Indonesia mengirim wakilnya termasuk propinsi Jawa Barat.
Penulis sebagai warga Jabar, pengamat kesenian sekaligus terlibat dalam kegiatan nasional diatas melihat ada kejanggalan dalam pengiriman wakil peserta dari Propinsi Jabar.
Anehnya yakni ketiga-tinganya diwakili oleh Kota Bogor. Menjadi pertanyaan, kenapa tiga kegitan nasional itu oleh Parbud Jabar hanya diwakilkan Ke Kota Bogor saja? Apa Kota/Kabupaten lain tidak memiliki prestasi terbaik (tari, musik, dan teater) di Jawa Barat? Atas dasar apa penunjukan itu?
Tidak bermaksud merendahkan prestasi kesenian masyarakat Kota Bogor. Segudang prestasi kesenian Kota Bogor penulis acungkan jempol, bahkan secara ikatan emosional penulis merasa dekat dengan wilayah dan beberapa seniman di Kota maupun Kabupaten Bogor.
Soal kekaryaan siapapun, dimanapun tidak terbatas, tidak terikat, dan tidak tersekat-sekat oleh batas wilayah. Penulis tegaskan, ini bukan soal kekaryaan, tapi soal kebijakan pemerintah Jawa Barat.  Khususna dibidang teater, Disparbud Jabar terbilang buta terhadap peta teater (medern/tradisional) di Jabar atau pura-pura buta?
Kebijakan Disparbud Jabar memilih wakilnya ke ajang nasional dilimpahkan semuanya ke Kota Bogor tidak salah. Tapi menjadi catatan miring dalam kebijakan dan kenerja Disparbud Jabar Selama ini adalah, ada kabar awalnya Disarbud Jabar tidak akan mengirim wakilnya ke tiga ajang festiva itu karena merasa tidak memiliki biaya.
Setelah diberi tahu oleh Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Dirjen Kebudayan Kemendikbud RI bahwa sebagian besar biaya ditanggung, baru Disparbud Jabar memberi respon menyatakan akan ikut andil.
Pertama, artinya selama ini Disparbud Jabar tidak melakukan kegiatan sejenis festval (tari, musik, teater) setingkat Jabar yang hasil terbaiknya disiapak dan bisa diikut sertakan ke tingakat nasional atau Internasional.
Kedua kurang menjalin hubungan dengan Direktorat yang berkaitan dengan kedinasannya sehingga tidak tahu ada ajang seperti itu.
Ketiga, barangkali penulis tidak tahu selama ini Disparbud Jabar senantiasa melakukan kegiatan sejenis. Hasil pengamatan para pakar, Kota Bogor-lah yang terbaik sehingga pantas menjadi wakil Jabar mengikuti kegiatan plat merah ditingkat nasional.
Tapi yang Pasanggiri Tari, Musik dan Teater Daerah Jawa Barat 2014 yang di selenggarakan Disparbud sendiri untuk apa? Beberapa zona/wilayah Jabar yang telah kelihatan potensinya diabaikan begitu saja?
Khusus di bidang seni teater (Tradisional/modern), gairah festival non plat merah sangat membatu perkembangan teater di Jabar.
Bibit-bibit unggul bermunculan menjadi penopang masadepan teater Indonesia. Teater Sunda Kiwari, Teater Bel, Teater Toenil, KMT STSI Bandung, Anka Andika dan kelompok lainnya tidak pernah padam semangatnya untuk terus mendorong para penggiat dan generasi muda teater dengan menyelenggarakan kegiatan festival setingkat Jabar.
Tampaknya Disparbud Jabar tidak melihat itu menjadi bagian terpenting bagi pembangunan teater di Jabar. Tidak ada satu wakil dari para sang juara festival teater non plat merah periode 2013-2014 mendapat tempat terhormat dimata Diparbud Jabar. Perseta Festival Nasional Teater Tradisional 2014 dianugrahkan Disparbud Jawa Barat ke “kelompok teater” dari Kota Bogor yang selama pengamatan penulis ( singkatnya selama lima tahun ke belakang) tidak pernah ada kelompok teater dari Kota Bogor yang ikut ajang festival di tingkat Jabar, tapi bukan berarti di sana tidak ada kelompok teater.
Kelompok teater di Kota Bogor bisa dibilang ada, di luar kampus/sekolahan ada kelompok teater modern yang bernama Dipokersen, di kalangan pelajar juga ada, di kampus seperti Unpak juga memiliki kelompok teater. Adakah di sana Kelompok teater tradisional yang konsisten dibidangnya sampai sepuluh tahun ke atas?
Kelompok dan pelaku teater tradisional di Jabar yang belasan, berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin sudah ratusan tahun konsisten dibidangnya adalah pejuang budaya yang tidak boleh dilupakan. Karena merekalah Jabar kaya budaya, karena merekalah Jabat terhormat di mata orang lain/dunia. Maukah pemeritah Propinsi Jabar memberi tempat terhormat bagi mereka?
 (Hermana HMT,  pelaku seni budaya)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.