JABARSATU.COM – Sawah seluas 128 hektare tersebar di wilayah Kabupaten Tasikmalaya hilang dalam setahun. Padahal sebagian sawah itu merupakan sawah produktif. Selain beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman, ratusan hektare sawah itu dijadikan sebagai usaha agribisnis.
Data yang dihimpun dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, hingga Minggu (9/5/14), menyebutkan, hilangnya lahan persawahan tersebut terjadi sepanjang tahun 2013 lalu. Arus pembangunan yang cukup pesat di kabupaten, membuat sawah-sawah berubah menjadi perumahan atau lahan usaha lain seperti pabrik atau agribisnis.
Faktor penyebab lainnya yang signifikan adalah pertambahan jumlah penduduk. Kebutuhan untuk pemukiman serta lahan usaha meningkat. Sementara sawah dianggap bukan lagi sebagai usaha yang menjanjikan. Maka tak pelak terjadi alih fungsi sawah ke peruntukan lain.
“Laju pertumbuhan penduduk dan ekonomi tidak bisa dihindari. Lahan persawahan terus menyusut. Selama tahun 2013 lalu sawah seluas 128 hektare beralih fungsi. Terutama yang ada di wilayah ibukota Singaparna dan sekitarnya. Di kawasan itu perkembangan ekonomi cukup pesat,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, Henri Nugroho.
Untuk mengimbangi hilangnya lahan persawahan, Dinas Pertanian sempat mencetak sawah baru seluas 50 hektare beikut infrastrukturnya selama tahun 2013. “Menyusul kemudian nanti 50 hektare lagi di Kecamatan Cipatujah dan Pancatengah. Kami akan mengupayakan pencetakan sawah baru, walau belum sebanding dengan yang hilang,” ujar Henri.
Total luas sawah di wilayah Kabupaten Tasikmalaya saat ini tinggal sekitar 49.000 hektare dengan produksi mencapai 883.000 ton gabah kering giling (GKG). Produksi sebanyak itu membuat pasokan surplus sekitar 300.000 ton GKG. Jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 200.000 ton saja. (JBS/TJ/MD